Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)

Penyusutan metode garis lurus adalah salah satu metode yang tesi yang sama dari rmasuk paling banyak diaplikasikan oleh perusahaan perusahaan di Indonesia. Metode ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata di sepanjang masa penggunannya. Sehingga aset tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode lainnya hingga aktiva tetap tersebut tidak digunakan kembali dalam kegiatan operasional perusahaan.

Perhitungan Penyusutan:

Penyusutan; Harga Perolehan Aset tetap-Nilai Residu
                       Umur Ekonomis Aset Tetap
                        
                                           
                                            Atau

Penyusutan : (Persentase Penyusutan x harga perolehan) - Nilai residu
Umur ekonomis aset tetap

Contoh Soal Penyusutan Metode Garis Lurus:

1. Kasus 1

Pada tanggal 24 Juli 2000 dibeli sebuah mesin dengan harga perolehan Rp 13.000.000. Usia kegunaaan mesin tersebut ditajsir selama 8 tahun dan nilai residu Rp 1.000.000. Penyusutan tiap tahun penggunaan mesin dari data di atas, dihitung sebagai berikut:


                                     Rp 13.000.000 - Rp 1.000.000
Penyusutan =                              8 Tahun                        =Rp 1.500.000


Beban penyusutan mesin tahun 2009 adalah sebsar :
Karena dari 12 bulan yang ada pada tahun 2000, mesin hanya beroperasi selama 6 bulan, yakni mulai bulan juli hingga bulan Desember. 

 Maka perhitungan Beban penyusutan selama tahun 2000 adalah sebagai berikut: 

Penyusutan = 6/12 x Rp 1.500.000 = Rp 750.000

Jumlah inilah yang dicatat pada tanggal 31 Desember 2000 dengan jurnal penyesuaian sebagai berikut:

 Des 31  (Dr)  Beban Penyusutan Mesin                                     Rp 750.000
                            (Cr)   Akumulasi Penyusutan Mesin                             Rp 750.000

Beban penyusutan mesin untuk setiap periode penggunaannya adalah sebagai berikut:


























































Akumulasi penyusutan mesin setelah habis usia penggunaannya adalah Rp 12.000.000


2.  Kasus 2
Dibeli sebuah bangunan pada tanggal 6 Agusutus 2000 dengan harga beli (nilai perolehan ) sebesar 1.2 M dengan masa manfaatnya selama 20 tahun. Hitunglah besar penyusutan per bulan dan akumulasi penysutan sampai dengan bulan Desember 2004.

Jawab:
1. Hitung penyusutan per bulan
= Harga perolehan : Umur ekonomis (hitungan per bulan, karena beban penyusutan dihitung per bulan)
= 1.200.000.000 : (20x12 bulan) = Rp 5.000.000
2.Hitung Akumulasi penyusutan dari agustus 200 sampai desember 2004
=Rp5.000.000x 53 bulan = Rp 265.000.000



Pihak-Pihak Terkait Investasi Saham

Dalam berinvestasi saham ada beberapa pihak pihak yang terlibat.  Pihak yang terlibat dalam aktivitas pasar modal dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
  1. Pengawas Pasar Modal, yaitu OJK
  2. Penyelenggara Bursa, yaitu BEI/IDX
  3. Pelaku Utama Perdagangan Saham, yaitu Underwriter, Broken, Emiten, dan Investor
  4. Lembaga Penunjang, seperti Bank RDI, KPEI,KSEI, SIPF
jSecara rinci, inilah pihak pihak yang berkaitan langsung dengan aktivitas berinvestasi saham:
  1.  Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga pengawas kegiatan di pasar modal yang memiliki peran sebagai berikut:
  • Mengawasi kegiatan jual beli saham agar tidak menyimpang dari peraturan yang berlaku.
  •  Melakukan pengujian terhadap semua pekerja profesional di pasar modal seperti; broker, manajer investasi, dan lain lain.
  • Memberi izin pada perusahaan yang berkegiatan di pasar modal.
2. Bursa Efek Indonesia/ Indonesia Stock Exchange (BEI/IDX)
   Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah lembaga yang menyelenggarakan aktivitas jual beli saham. BEI adalah bursa resmi indonesia. Bagi perusahaan yang menginginkan Go Public di Indonesia harus melalui BEI. BEI memiliki peran seperti di bawah ini:
  • Mengatur dan menyediakan fasilitas bagi perusahaan sekuritas untuk bertransaksi yang hanya terdaftar sebagai anggota bursa.
  • Mencatat perdagangan, menghentikan perdagangan, dan mencabut efek yang listing di bursa.
  • Memantau kegiatan transaksi untuk melindungi investor dari praktik-praktik yang dilarang  dan bertentangan dengan undang-undang.

3. Emiten / Perusahaan Terbuka
 Emiten adalah perusahaan yang mencari modal dari bursa efek dengan cara menerbitkan efek (saham, obligasu, dan jenis efek lainnya) baik swasta maupun BUMN. Saat ini sudah ada 530 lebih perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan terbuka. Perusahaan-perusahaan itu dibagi menjadi 9 sektor  berdasarkan bidangnya.
 4. Anggota Bursa/ Perusahaan Sekuritas
 Anggota Bursa adalah perusahaan sekuritas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ada 3 peran yang dimiliki anggota bursa diantaranya adalah;
  •  Penjamin Emisi Efek/ Underwriter (PEE), yaitu sebagai pihak yang menjamin emisi efek dari emiten untuk dijual kepada investor. Penjamin emisi dibutuhkan oleh emiten pada saat ingin menerbitkan efek.
  • Perantara Perdagangan Efek/ Broker (PPE) yaitu, sebagai pihak yang membantu investor untuk melakukan jual beli efek. Perantara Pedagang Efek dibutuhkan investor sebagai perpanjangan tangan untuk membeli saham.
  • Manajer Investasi/ Fund manager (MI), yaitu sebagai pihak yang mengumpulkan dana masyarakat, kemudian mengelolanya dalam sebuah portofolio efek.
 Anggota bursa baik secara online maupun offline, berperan sebagai perpanjangan tangan nasabah. Ini diagram mekanismenya:

 5. Bank Administrator Rekening Dana Investor (RDI)
Saat membuka rekening saham, investor akan mengisi 2 jenis formulir yaitu rekening saham, dan rekening dana investor. Bank Administrator RDI inilah yang nantinya akan menampung uang yang tidak terpakai untuk membeli saham.
 6. Lembaga Kliring dan Penjaminan (KPEI)
Lembaga kliring dan penjaminan adalah lembaga yang bertugas mencatat transaksi. Lembaga ini sekarang hanya ada satu di Indonesia yaitu PT Kliring dan Penjamin Efek Indonesia (KPEI). KPEI berperan dalam keamanan dana investasi. Tugasnya adalah memastikan pecatatan sebaik-baiknya dari  ribuan transaksi yang terjadi dalam sehari perdagangan.

7. Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan (KSEI)
 Lembaga ini bertugas untuk menyelesaikan semua transaksi yang dicatat oleh LKP (KPEI). Peran lembaga ini di Indonesia ditandatangani oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). KSEI ini juga di Indonesia juga berperan sebagai Kustodian/ tempat penitipan harta.
 8. Lembaga Proteksi Dana Investor (SIPF)
 Lembaga ini  bertugas mengelola dana perlindungan investor. Peran lembaga ini ditandatangani oleh PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia atau juga dikenal dengan sebutan  Securities Investor Protection Fund. SIPF juga merupakan lembaga penjamin bagi investor yang kehilangan modal di pasar modal. Dana yang dijaminkan pun sebesar Rp 100 juta per modal atau Rp 50 miliar per kustodian.

    Mengapa Kita Harus Berinvestasi?

    Setiap uang yang kita belanjakan memberi manfaat yang berbeda. Uang tersebut kita pakai untuk membiayai berbagai kebutuhan yang berbeda. Banyak orang tidak sempat menyisihkan uang untuk berinvestasi karena ternyata uangnya sudah terpakai kebutuhan lainnya.





    kebanyakan orang selalu "menyisihkan" uangnya untuk dipakai berinvestasi. Dengan pola pikir demikian, maka tidak heran bila uangnya selalu habis dipakai untuk hal lain terlebih dahulu, baru "disisihkan" untuk berinvestasi. Ada beberapa resiko bila kita tidak berinvestasi:

    #1. Adanya Inflasi yang Selalu Menggerus Uang Kita

    Nilai uang selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Bila hari ini Rp 50000bisa untuk membeli 3 bongkah tempe, belum tentu 1 tahun kemudian. Mungkin saja Rp 50000 hanya sanggup untuk membeli 3 potong tempe.



    Inilah yang disebut sebagai "inflasi". Adanya inflasi inilah yang menyebabkan nilai uang kita selalu merosot tiap tahunnya. Untuk mengimbanginya, maka kita berinvestasi agar aset yang kita miliki meningkat dan tidak tergerus inflasi.

    #2. Perbedaan Konsumsi dan Investasi

    Cara ke-2 agar terhindar dari inflasi adalah kita perlu mengubah mindset yang ada di pikiran kita dengan membedakan antara kebutuhan dan keinginan dan berinvestasi. Kita bisa saja menggunakan uang untuk kebutuhan atau keinginan (Konsumsi) yang biasanya selalu turun nilai dari barang tersebut. Berbeda dengan berinvestasi, barang yang kita beli cenderung naik nilainya.

    Contoh perbedaan:

    • Membeli mobil/ membeli tanah
    • Membeli jam tangan/ membeli saham
    • Membeli HP/ Membeli reksadana
    Setelah melewati waktu yang cukup lama seperti mobil, jam tangan, HP akan mengalami kerusakan dan nilainya menurun. Sedangkan tanah, saham, reksadana nilainya bisa meningkat.


    #3. Aset Meningkat Dengan Berinvestasi

    Perbedaan membeli kendaraan dan membeli saham lainnya:

    " pada tahun 2001, Pak John membeli kendaraan mewah harga Rp 800 juta. Setelah 5 tahun kendaraan yang dibeli Pak John berkurang nilainya menjadi setengahnya, yaitu Rp 400 juta.

    Di tahun yang sama, Pak Chris berinvestasi saham WYZ dengan modal sebesar Rp 500 juta, dengan harga Rp 100 per lembar. Setelah 5 tahun, saham WYZ yang dibeli telah bertumbuh dan harganya berada di kisaran Rp 5.000 per lembarnya. Nilai aset Pak Chris pun telah bertumbuh sebesar 50 kali lipat yaitu menjadi Rp 25 Miliar."

    Dengan memprioritaskan tabungan dan investasi dari penghasilan yang kita miliki, kita dapat  peluang untuk mendapatkan tambhan lebih besar. Kita pun bisa membangun aset dan tujuan yang kita miliki lebih mudah tercapai.

    Apa Saja Resiko Berinvestasi?

    Selain keunggulan dan keuntungannya, saham juga memiliki resiko. Tergantung pada sahamnya, risikonya pun beragam. Risiko ini harus kita hadapi ketika investasi. Beberapa risiko yang mungkin muncul saat berinvestasi saham adalah sebagai berikut:


    1.Capital Loss
    Capital loss adalah kerugian yang diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli saham. Capital loss adalah kebalikannya capital gain, yaitu saat anda menjual rugi saham anda.


    Misalnya seorang investor membeli saham "Kedai Sejahtera" dengan harga per lembar Rp 3000 kemudian harga saham turun hingga Rp 2700 per lembar. Karena takut, saham itu langsung dijual oleh investor tersebut yang telah mengalami capital loss sebesar Rp 300 untuk setiap lembar sahamnya.


    2. Tidak Mendapat Deviden
    Perusahaan hanya akan membagi deviden bila menghasilkan laba. Deviden tentu tidak dapat dibagikan ketika rugi. Maka itu, potensi investor untuk mendaoat deviden ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

    Selain itu, deviden biasanya diputuskan melalui RUPS ( Rapat Umum Pemegang Saham). Jika mayoritas pemegang saham tidak setuju untuk membagi deviden, maka pemegang saham pun tidak mendapat deviden.

    3. Resiko Suspend
    Suspend saham artinya bursa menghentikan aktivitas perdagangannya. Jika suatu saham terkena suspend, maka investor tidak dapat menjualnya hingga saham tersebut dicabut dari status suspend. Jangka waktu suspend pun bervariasi, biasanya berlangsung dalam waktu singkat, seperti 1 hari perdagangan namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Ada beberapa hal yang membuat saham diberhentikan sementara perdagangannya:
    • Harga sahamnya mengalami lonjakan, atau penurunan yang luar biasa.
    • Perusahaan tersebut dipailitkan oleh krediturnya.
    • Adanya suatu kondisi yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan sementara perdagangan saham tersebut. Misalnya bila perusahaan tidak memberi laporan keuangan hingga batas waktu yang ditentukan.
    4. Resiko Delisting Saham
    Resiko yang ke-4  adalah jika saham dikeluarkan dari pencatatan bursa efek (delisting). Suatu saham dikeluarkan dari bursa umumnya karena kinerja perusahaan yang  buruk. Misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa.

    5. Resiko Bangkrut dan Dilikuidasi
    Jika perusahaan dinyatakan bangkrut oleh pengadilan dan dibubarkan, maka akan berdampak pada pemegang saham. Hak klaim dari pemegang saham biasanya mendapat prioritas terakhir.

    Setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi kepada kreditur dan pemegang obligasi, barulah investor bisa menuntut haknya. Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.

    Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh apa-apa. Ini adalah resiko terberat bagi pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan yang sahamnya dimiliki olehnya. 


    Apa itu Perbedaan Bullish dan Bearish?


    Bearish
     Bearish merupakan kondisi bursa ketika harga saham, obligasi dan komoditas yang diperdagangkan turun dalam jangka waktu yang cukup lama. Istilah Bearish sendiri diambil dari kata "Bear" yang berarti beruang atau penjual. Kondisi bearish akan membuat harga menjadi menurun atau downtren di karenakan volume penjual lebih banyak di banding pembeli. Pada kondisi beraish akan terjadi yang namanya panic sell atau aksi jual bersamaan. Dan dalam grafik kondisi bearish biasa ditandai dengan warna merah yang berarti harga mengalami penurunan.

    Bullish

    Istilah bullish sendiri di ambil dari kata "bull" yang artinya banteng atau pembeli. Kebalikan dari bearish. Bullish merupakan kondisi bursa harga saham, obligasi dan komoditas yang diperdagangkan naik dalam jangka waktu yang cukup lama. Kondisi bullish terjadi karena pembeli lebih banyak dari pada penjual sehingga harga mengalami kenaikan. Dan jika di lihat dari grafik kondisi bullish biasanya di tandai dengan warna hijau yang artinya mengalami kenaikan

    Sideways
    Sideways adalah kondisi dimana market sedang datar, dimana terjadi keraguan dalam market. Bull dan Bearish sama sama kuta sehingga menyebabkan Sideways. Ciri-ciri sideways adalah terbentuknya gunung kecil dan lembah yang dangkal dengan candle hijau dan merahnya berbentuk pendek-pendek, pergerakan market stabil tidak naik tidak juga turun. Itulah Dalam kalangan broker bullish disebut uptrend, bearish downtrend, sedangakan sideways tetap disebut sideways trend.

    Apa Perbedaan Dovish dan Hawkish?


    Dovish

    Dovish merupakan kata yang berasal dari bahasa inggris yaitu dove berarti burung merpati. Sifat dari burung merpati adalah ia akan selalu hati-hati dan selalu terbang rendah seolah olah takut akan ketinggian.

    Sifat dari burung merpati inilah yang memberikan pengertian untuk dovish, dimana artinya mengambil keputusan dengan lebih hati-hati dan tidak mau mengambil resiko yang tinggi. Dovish juga bisa dikatakan sebagai cara seseorang melihat kondisi yang ada dalam perekonomian dan sering digunakan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan Bank Sentral berkaitan dengan suku bunga.

    Bank sentral seringkali melakukan pertemuan penting untuk membicarakan tentang pergerakan ekonomi dan melihat apakah masih berhubungan dengan kondisi keuangan di saat ini atau tidak. Kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh Bank Sentral akan sangat berpengaruh terhadap minat trader forex untuk melakukan transakis jual beli mata uang.

    Dengan demikian dapat diartikan bahwa dovish merupakan cara pandang Bank Sentral berkaitan dengan perubahan suku bunga dan juga cara pandang para trader saat memperkirakan pelemahan mata uang di masa depan.

    Bank Sentral akan mulai mengeluarkan kebijakan dovish saat mereka melihat adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi dan hal ini ditandai dengan penurunan laju inflasi. Dovish mempunyai sifat yang cenderung berhati-hati dan tidak agresif dalam mengambil keputusan pada peristiwa ekonomi yang sedang berlangsung.

    Contoh kasus yang berkaitan dengan Dovish yang pernah terjadi pada Bank Sentral Australia (RBA), dimana pada saat itu RBA mengatakan bahwa target suku bungan akan berada pada 1,75% dan saat mereka mengatakan hal ini suku bungan pada saat itu masih berada di kisaran 2,5%.


    Hawkish

    Hawkish sangat berkebalikan dengan dovish. Hawkish berasal dari kata hawk yang artinya elang. Sifat elang adalah tegas dan selalu terbang tinggi sekali serta berkebalikan dengan sifat burung merpati. Jadi hawkish adalah sebuah cara pandang yang agresfif saat akan mengambil keputusan atas peristiwa yang sedang berlangsung. Dalam penerapannya hawkish seringkali digunakan untuk mengambil keputusan di Bank Sentral berkaitan dengan pergerakan ekonomi yang berkaitan dengan suku bunga. Dovish memberikan indikasi adanya penurunan mata uang, sedangkan hawkish mengarah pada terjadinya kenaikan tingkat inflasi. Saat Bank Sentral melihat infalsi yang tinggi,  maka saat itu mereka perlu mengeluarkan argumen hawkish.

    Saat tindakan di atas dilakukan, maka akibatnya adalah merendam tingkat inflasi dengan cara meningkatkan suku bunga atau bisa juga mengurangi stimulus.Contoh kasus yang berkaitan dengan hawkish adalah saat adanya komentar dari The Fed, dimana mereka selalu mengatakan akan segera meningkatakan suku bunga. Komentar hawkish yang dikeluarkan oleh The Fed inilah yang akan menarik minat  orang untuk membeli USD dan selanjutnya membuat USD menguat.


    Apa itu Hedging ?

    Sebelum mengetahui lebih lanjut pentingnya hedging, terlebih dahulu kita mengetahui pengertian hedging. Jadi apa sih sebenarnya hedging itu? Hedging telah diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12.PMK.08/2013 , adalah strategi trading untuk melindungi dana trader dari fluktuasi nilai tukar mata uang yang tidak menguntungkan. Hedging memberi kesempatan bagi trader untuk melindungi diri dari kemungkinan rugi meski ia tengah melakukan transaksi.Caranya adalah dengan memperkecil risiko merugi ketika pergerakan nilai tukar mata uang tidak memungkinkan trader meraih profit. Biasanya, posisi trader yang merugi akan tertutup otomatis ketika harga sampai pada level stop loss atau terjadi margin call, atau apabila trader melakukan cut loss sendiri. Dalam ketiga skenario itu, trader pasti akan menanggung rugi yang tidak sedikit. Namun, apabila pelaku pasar menggunakan strategi hedging, maka dimungkinkan untuk meminimalkan besaran kerugian, atau malah bisa dibuat impas (break even). Tidak hanya itu, Hedging juga bisa membantu pelaku pasar dalam merencanakan posisi trading berikutnya. Hedging bisa dilaksanakan di pasar manapun seperti pasar saham, pasar komoditas berjangka, maupun pasar forex.

    Contoh Hedging

    Salah satu contoh kasus hedging yang paling klasik adalah dimana ada seseorang pelaku pasar akan melakukan transaksi dua saham perusahaan. Perusahaan ABC  dan perusahaan DEF yang keduanya berasal dari sektor industri yang sama  misalnya tekstil. Trader membuka posisi long (buying) atas saham ABC sembari melakukan short (selling) dengan jumlah setengah pembelian saham ABC.

    Jika harga saham-saham di sektor industri itu ternyata jatuh, maka besarnya kerugian bisa diminimalkan. Sedangkan bila harga saham di sektor industri meningkat, maka sang pelaku pasar tetap mendapat profit. Untuk sesi trading berikutnya, ia bisa menggunakan siasat serupa lagi atas saham-saham perusahaan berbeda.

    Hedging dilakukan dengan melakukan buy and sell atas satu aset yang sama secara bersamaan, atau atas beberapa aset yang berbeda tetapi pergerakan harganya saling berhubungan.

    Rancangan paling sederhana dari Hedging adalah transaksi forward (berjangka) antara korporasi / perusahaan bekerja sama dengan bank. Misalnya, sebuah korporasi di Indonesia punya beban utang dalam dollar AS yang segera jatuh tempo. Untuk melunasi utang tersebut, korporasi melakukan kesepakatan dengan bank membeli dollar AS memakai nilai tukar tertentu dalam rupiah pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Bila transaksi spot dilakukan maksimal dala dua hari, maka transaksi foward memiliki batasan minimal waktu transaksi lebih dari dua hari atau bisa sampai maksimal satu tahun. Kurs atau sering yang kita kenal sebagai nilai tukar forward biasanya ditentukan berdasarkan kurs spot dan selisih suku bunga kedua mata uang yang akan dipertukarkan.

    Dalam hal ini, korporasi memindahkan resiko penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kepada bank. Namun bila ternyata saat transaksi dieksekusi nilai tukar rupiah justru menguat,  korporasi itu menanggung potensi kerugian selisih kurs dibandingkan bila mereka membeli dollar langsung secara tunai dipasar spot.


    Transaksi lindung nilai lain yang lazim dilakukan adalah swap yang merupakan gabungan dari transaksi spot dan forward. Ini adalah transaksi pertukaran valuta asing terhadap rupiah melalui pembelian atau penjualan tuani di pasar spot, yang diikuti penjualan atau pembelian kembali secara berjangka (forward).  Transaksi ini dilakukan dengan counterparty atau bank yang sama pada tingkat harga yang disepakakti kedua pihak. Transaksi swap biasanya melibatkan dana yang cukup besar. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan mata uang lokal sekaligus pembayaran utang dalam mata uang asing. Urutan transaksinya adalah sebuah perusahaan bisa saja meminjam dollar AS dari bank yang menawarkan bunga rendah. Karena perusahaan sebenarnya lebih banyak membutuhkan mata uang rupiah, maka pinjaman dollar AS itu ditukarkan dengan mata uang rupiah. Saat pembayaran utang di masa yang akan datang tiba, perusahaan tetap membayarnya dengan dollar AS menggunakan Kurs dan suku bunga yang disepakti bersama bank.


    Hedging utamanya ditujukan guna membatasi risiko trading di pasar keuangan. Namun demikian, banyak trader forex menggunakannya sebagai strategi trading harian. Ini karena forex memperdagangkan mata uang yang berpasang-pasangan, sehingga menurun atau menguatnya nilai tukar suatu mata uang selalu berhubungan dengan menurun atau menguatnya nilai tukar mata uang lainnya. Perlunya pemahaman yang sama akan pentingnya hedging dalam mengatasi exchange rate exposure serta dukungan dari berbagai pihak untuk mendukung ketersediaan instrumen hedging yang baik menjadi tantangan semua pihak yang berkepentingan agar kondisi perekonomian dalam negeri indonesia dapat stabil dan kondusif.

    Sumber: https://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=122299&title=apa_itu_hedging




    DANA DARURAT (EMERGENCY FUND)

    Sebenarnya seberapa pentingkah sebuah dana darurat? well, menurut saya dana darurat sangat lah penting. Bagaimana jika terdapat expense yang...