Rasio Lukuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Rasio likuiditas diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan.

A. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas

berikut adalah tujuan dan manfaat rasio likuiditas secara keseluruhan:
  1. Untuk mengukur perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang yang akan segera jatuh tempo.
  2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan mengukur total aset lancar.
  3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset sangat lancar (tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya).
  4. Untuk mengukur tingkat ketersediaannya uang kas perusahaan dalam membayar utang jangka pendek.
  5. sebagai alat perencanaan keuangan di masa mendatang terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang jangka pendek.

B. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas

Berikut adalah jenis-jenis rasio likuiditas yang lazim digunakan dalam praktek untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek:

1. Rasio Lancar (current ratio)

Rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia. Dengan kata lain, rasio lancar menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset lancar yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar. oleh sebab itu, rasio lancar dihitung sebagai hasil bagi antara total aset lancar dengan total kewajiban lancar. Rumus untuk menghitung rasio lancar adalah:

aset lancar
Rasio Lancar=    Kewajiban lancar

Dengan menggunakan contoh PT XYZ, Tbk :

Tahun 2014:
Total aset lancar : Rp 2.000.000
Total kewajiban lancar : Rp 1.100.000
Tahun 2013
Total aset lancar ; Rp 2.080.000
Total kewajiban lancar : Rp 1.600.000

Jawab
Untuk Tahun 2014:

Rasio Lancar= Rp 2.000.000/ Rp 1.100.000 = 1,82
Artinya perusahaan memiliki aset lancar sebanyak 1,82 kali dari total kewajiban lancar (1,82:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp 1,82 aset lancar

Untuk Tahun 2013
Rasio lancar: Rp 2.080.000/ Rp 1.600.000= 1,3
Artinya perusahaan memiliki aset lancar sebanyak 1,3 kali dari total kewajiban lancar (1,3:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp 1,3 aset lancar
 
Interpretasi:
Rasio lancar tahun 2014 jauh lebih baik jika dibandingkan dengan rasio lancar tahun 2013. sebagai pembanding lainnya, jika rata-rata industri untuk rasio lancar adalah 1,7 maka tingkat likuiditas perusahaan di tahun 2013 dapat disimpulkan cenderung kurang baik jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya karena besaran rasio (1,3) masih berada jauh dibawah rata rata industri (1,7). Sedangkan tingkat likuiditas perusahaan untuk tahun 2014  dapat disimpulkan cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya karena besaran rasionya (1,82) berada di atas rata rata industri (1,7)

2. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

Rasio sangat lancar atau rasio cepat merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset sangat lancar (kas+sekuritas jangka pendek+piutang), tidak termasuk persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya. Dengan kata lain, rasio sangat lancar menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset sangat lancar (di luar persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya) yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar. Rumus untuk menghitung rasio sangat lancar:

Kas+ sekuritas jangka pendek+ piutang
Rasio sangat lancar=                     Kewajiban Lancar

Contoh PT XYZ, Tbk

Tahun 2014:
Kas : Rp 700.000   
piutang Usaha : Rp 500.000
Total kewajiban lancar : Rp 1.100.000
Tahun 2013:
kas : Rp 500.000
Piutang Usaha : Rp 700.000
Total kewajiban lancar :Rp  1.600.000

  Jawab:
Untuk tahun 2014:
Rasio sangat lancar= (Rp 700.000+ Rp 500.000)/ Rp 1.100.000= 1.09
artinya perusahaan memiliki aset sangat lancar sebanyak 1,09 kali dari total kewajiban lancar (1,09:1) dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp 1,09 aset sangat lancar.

Untuk tahun 2013
 Rasio sangat lancar = (Rp 500.000 +  Rp 700.000)/ Rp 1.600.000 = 0.75
Artinya perusahaan memiliki aset sangat lancar sebanyak 0,75 kali dari total kewajiban lancar (1,09:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar hanya dijamin oleh Rp 0,75 aset sangat lancar


3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancar yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan uang kas atau setara kas yang ada. Rumus untuk menghitung rasio kas:

Kas dan setara kas
Rasio Kas :            Kewajiban lancar

Contoh perusahaan PT XYZ, Tbk

Untuk tahun 2014:
Kas : Rp 700.000
Total Kewajiban lancar : Rp 1.100.000
Untuk tahun 2013:
Kas: Rp 600.000
Total Kewajiban Lancar: Rp 1.600.000

Jawab:
Tahun 2014
Rasio Kas : Rp 700.000/ Rp 1.100.000= 0,64
Artinya perusahaan memiliki kas sebanyak 0,64 kali dari total kewajiban lancar (0,64:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp 0,64 kas.

Tahun 2013

Rasio kas : Rp 600.000/ Rp 1.600.000= 0,31
Artinya perusahaan memiliki kas sebanyak 0,31 kali dari total kewajiban lancar (0,31:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar hanya dijamin oleh Rp 0,31 kas.


Sumber
Hery. (2018). "Analisis Laporan Keuangan", Jakarta: PT Grasindo

Definisi Laporan Keuangan, Pihak Pengguna Laporan Keuangan

Laporan keuangan (financial statement) merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil  dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan. Berikut urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajian adalah sebagai berikut:
  1.  Laporan Laba Rugi (Income Statement) merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan laba rugi ini akhirnya memuat informasi mengenai hasil kinerja manajemen atau hasil kegiatan operasional perusahaan, yaitu laba atau rugi bersih yang merupakan hasil dari pendapatan dan keuntungan dikurangi dengan beban dan kerugian.
  2. Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owner's Equity) adalah sebuah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam ekuitas pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. laporan ini sering dinamakan sebagai laporan perubahan modal.
  3. Neraca (Balance Sheet) adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan dari laporan ini tidak lain adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan.
  4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) adalah sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing masing aktivitas yaitu mulai aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan arus kas menunjukkan besarnya kenaikan/penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai dengan akhir periode.
  5. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to the Financial Statements) catatan ini merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari komponen laporan keuangan. Tujuan catatan ini adalah untuk memberikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

A. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan keseluruhan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit. Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsio akuntansi yang berlaku umum. Sedangkan tujuan umum laporan keuangan adalah:

1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan dengan tujuan:
  • menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan
  • menunjukkan posisi keuangan dan investasi perusahaan
  • menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya
  • kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan
2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba  dengan tujuan:
  • memberikan gambaran tentang jumlah deviden yang diharapkan pemegang saham
  • menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai, pemerintah, dan kemampuannya dalam mengumpulkan dana untuk kepentingan ekpansi perusahaan
  • memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian
  • menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba jangka panjang
3. Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
4. memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan aset dan kewajiban
5. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan oleh para pemakai laporan

B. Pengguna Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan sangat berbeda-beda (bervariasi) tergantung pada jenis keputusan yang hendak diambil. para pengguna informasi akuntansi dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu pemakai internal (internal users) dan pemakai eksternal (external users). yang termasuk dalam kategori pemakai internal, antara lain:
  • Direktur dan Manager Keuangan
Untuk menentukkan mampu tidaknya perusahaan dalam melunasi utangnya secara tepat waktu kepada kreditor bank (bankir, supplier) maka mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya uang kas yang tersedia  diperusahaan pada saat menjelang jaDiretuh temponya pinjaman/utang
  • Direktur Operasional dan Manager Pemasaran
untuk menentukkan efektif tidaknya saluran distribusi produk maupun aktivitas pemasaran yang telah dilakukan perusahaan maka mereka membutuhkan informasi akuntansi menegenai besarnya penjualan (tren penjualan)
  • Manager dan Supervisor Produksi
mereka membutuhkan informasi akuntansi biaya untuk menentukkan besarnya harga pokok produksi, yang pada akhirnya juga sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk per unit

Sedangkan yang termasuk dalam kategori pemakai eksternal, antara lain:
  • Investor (Penanam Modal) 
Menggunakan informasi akuntansi investee (penerima modal) untuk mengambil keputusan dalam hal membeli atau melepas saham investasinya. Dalam hal ini investor perlu secara cermat dan hati hati dalam menanggapi setiap perkembangan dan kondisi kesehatan keuangan investee. investor sebagai pihak yang luar dari investee (dapat menilai prospek terhadap dana yang akan diinvestasikan lewat laporan keuangan investee, apakah menguntungkan atau tidak.
  • Kredior 
seperti supplier dan bankir menggunakan informasi akuntansi debitor untuk mengevaluasi besarnya tingkat risiko dari pemberian kredit atau pinjaman uang. Dalam hal ini, kreditor dapat memperkecil risiko dengan cara mencari tahu seberapa besar tingkat bonafiditas dan likuiditas debitor lewat laporan keuangan debitor bersangkutan.
  • Pemerintah
berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan (wajib pajak) dalam hal perhitungan dan penetapan besarnya pajak penghasilan yang harus disetor ke kas negara
  • Otoritas Jasa Keuangan
mewajibkan public corporation untuk melampirkan laporan keuangan secara rutin kepada OJK. Dalam hal ini pihak OJK sangat berkepentingan terhadap kinerja keuangan emiten dengan tujuan untuk melindungi para investor
  • Ekonom, Praktisi, dan Analis 
menggunakan informasi akuntansi untuk memprediksi situasi perekonomian, menentukkan besarnya tingkat inflasi, pertumbuhan pendapatan nasional dan lain sebagainya.






DANA DARURAT (EMERGENCY FUND)

Sebenarnya seberapa pentingkah sebuah dana darurat? well, menurut saya dana darurat sangat lah penting. Bagaimana jika terdapat expense yang...