Mengapa Kita Harus Berinvestasi?

Setiap uang yang kita belanjakan memberi manfaat yang berbeda. Uang tersebut kita pakai untuk membiayai berbagai kebutuhan yang berbeda. Banyak orang tidak sempat menyisihkan uang untuk berinvestasi karena ternyata uangnya sudah terpakai kebutuhan lainnya.





kebanyakan orang selalu "menyisihkan" uangnya untuk dipakai berinvestasi. Dengan pola pikir demikian, maka tidak heran bila uangnya selalu habis dipakai untuk hal lain terlebih dahulu, baru "disisihkan" untuk berinvestasi. Ada beberapa resiko bila kita tidak berinvestasi:

#1. Adanya Inflasi yang Selalu Menggerus Uang Kita

Nilai uang selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Bila hari ini Rp 50000bisa untuk membeli 3 bongkah tempe, belum tentu 1 tahun kemudian. Mungkin saja Rp 50000 hanya sanggup untuk membeli 3 potong tempe.



Inilah yang disebut sebagai "inflasi". Adanya inflasi inilah yang menyebabkan nilai uang kita selalu merosot tiap tahunnya. Untuk mengimbanginya, maka kita berinvestasi agar aset yang kita miliki meningkat dan tidak tergerus inflasi.

#2. Perbedaan Konsumsi dan Investasi

Cara ke-2 agar terhindar dari inflasi adalah kita perlu mengubah mindset yang ada di pikiran kita dengan membedakan antara kebutuhan dan keinginan dan berinvestasi. Kita bisa saja menggunakan uang untuk kebutuhan atau keinginan (Konsumsi) yang biasanya selalu turun nilai dari barang tersebut. Berbeda dengan berinvestasi, barang yang kita beli cenderung naik nilainya.

Contoh perbedaan:

  • Membeli mobil/ membeli tanah
  • Membeli jam tangan/ membeli saham
  • Membeli HP/ Membeli reksadana
Setelah melewati waktu yang cukup lama seperti mobil, jam tangan, HP akan mengalami kerusakan dan nilainya menurun. Sedangkan tanah, saham, reksadana nilainya bisa meningkat.


#3. Aset Meningkat Dengan Berinvestasi

Perbedaan membeli kendaraan dan membeli saham lainnya:

" pada tahun 2001, Pak John membeli kendaraan mewah harga Rp 800 juta. Setelah 5 tahun kendaraan yang dibeli Pak John berkurang nilainya menjadi setengahnya, yaitu Rp 400 juta.

Di tahun yang sama, Pak Chris berinvestasi saham WYZ dengan modal sebesar Rp 500 juta, dengan harga Rp 100 per lembar. Setelah 5 tahun, saham WYZ yang dibeli telah bertumbuh dan harganya berada di kisaran Rp 5.000 per lembarnya. Nilai aset Pak Chris pun telah bertumbuh sebesar 50 kali lipat yaitu menjadi Rp 25 Miliar."

Dengan memprioritaskan tabungan dan investasi dari penghasilan yang kita miliki, kita dapat  peluang untuk mendapatkan tambhan lebih besar. Kita pun bisa membangun aset dan tujuan yang kita miliki lebih mudah tercapai.

No comments:

Post a Comment

DANA DARURAT (EMERGENCY FUND)

Sebenarnya seberapa pentingkah sebuah dana darurat? well, menurut saya dana darurat sangat lah penting. Bagaimana jika terdapat expense yang...