Showing posts with label Akuntansi. Show all posts
Showing posts with label Akuntansi. Show all posts

Rasio Lukuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Rasio likuiditas diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan.

A. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas

berikut adalah tujuan dan manfaat rasio likuiditas secara keseluruhan:
  1. Untuk mengukur perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang yang akan segera jatuh tempo.
  2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan mengukur total aset lancar.
  3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset sangat lancar (tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya).
  4. Untuk mengukur tingkat ketersediaannya uang kas perusahaan dalam membayar utang jangka pendek.
  5. sebagai alat perencanaan keuangan di masa mendatang terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang jangka pendek.

B. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas

Berikut adalah jenis-jenis rasio likuiditas yang lazim digunakan dalam praktek untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek:

1. Rasio Lancar (current ratio)

Rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia. Dengan kata lain, rasio lancar menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset lancar yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar. oleh sebab itu, rasio lancar dihitung sebagai hasil bagi antara total aset lancar dengan total kewajiban lancar. Rumus untuk menghitung rasio lancar adalah:

aset lancar
Rasio Lancar=    Kewajiban lancar

Dengan menggunakan contoh PT XYZ, Tbk :

Tahun 2014:
Total aset lancar : Rp 2.000.000
Total kewajiban lancar : Rp 1.100.000
Tahun 2013
Total aset lancar ; Rp 2.080.000
Total kewajiban lancar : Rp 1.600.000

Jawab
Untuk Tahun 2014:

Rasio Lancar= Rp 2.000.000/ Rp 1.100.000 = 1,82
Artinya perusahaan memiliki aset lancar sebanyak 1,82 kali dari total kewajiban lancar (1,82:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp 1,82 aset lancar

Untuk Tahun 2013
Rasio lancar: Rp 2.080.000/ Rp 1.600.000= 1,3
Artinya perusahaan memiliki aset lancar sebanyak 1,3 kali dari total kewajiban lancar (1,3:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp 1,3 aset lancar
 
Interpretasi:
Rasio lancar tahun 2014 jauh lebih baik jika dibandingkan dengan rasio lancar tahun 2013. sebagai pembanding lainnya, jika rata-rata industri untuk rasio lancar adalah 1,7 maka tingkat likuiditas perusahaan di tahun 2013 dapat disimpulkan cenderung kurang baik jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya karena besaran rasio (1,3) masih berada jauh dibawah rata rata industri (1,7). Sedangkan tingkat likuiditas perusahaan untuk tahun 2014  dapat disimpulkan cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya karena besaran rasionya (1,82) berada di atas rata rata industri (1,7)

2. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

Rasio sangat lancar atau rasio cepat merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset sangat lancar (kas+sekuritas jangka pendek+piutang), tidak termasuk persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya. Dengan kata lain, rasio sangat lancar menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset sangat lancar (di luar persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya) yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar. Rumus untuk menghitung rasio sangat lancar:

Kas+ sekuritas jangka pendek+ piutang
Rasio sangat lancar=                     Kewajiban Lancar

Contoh PT XYZ, Tbk

Tahun 2014:
Kas : Rp 700.000   
piutang Usaha : Rp 500.000
Total kewajiban lancar : Rp 1.100.000
Tahun 2013:
kas : Rp 500.000
Piutang Usaha : Rp 700.000
Total kewajiban lancar :Rp  1.600.000

  Jawab:
Untuk tahun 2014:
Rasio sangat lancar= (Rp 700.000+ Rp 500.000)/ Rp 1.100.000= 1.09
artinya perusahaan memiliki aset sangat lancar sebanyak 1,09 kali dari total kewajiban lancar (1,09:1) dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp 1,09 aset sangat lancar.

Untuk tahun 2013
 Rasio sangat lancar = (Rp 500.000 +  Rp 700.000)/ Rp 1.600.000 = 0.75
Artinya perusahaan memiliki aset sangat lancar sebanyak 0,75 kali dari total kewajiban lancar (1,09:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar hanya dijamin oleh Rp 0,75 aset sangat lancar


3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancar yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan uang kas atau setara kas yang ada. Rumus untuk menghitung rasio kas:

Kas dan setara kas
Rasio Kas :            Kewajiban lancar

Contoh perusahaan PT XYZ, Tbk

Untuk tahun 2014:
Kas : Rp 700.000
Total Kewajiban lancar : Rp 1.100.000
Untuk tahun 2013:
Kas: Rp 600.000
Total Kewajiban Lancar: Rp 1.600.000

Jawab:
Tahun 2014
Rasio Kas : Rp 700.000/ Rp 1.100.000= 0,64
Artinya perusahaan memiliki kas sebanyak 0,64 kali dari total kewajiban lancar (0,64:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp 0,64 kas.

Tahun 2013

Rasio kas : Rp 600.000/ Rp 1.600.000= 0,31
Artinya perusahaan memiliki kas sebanyak 0,31 kali dari total kewajiban lancar (0,31:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar hanya dijamin oleh Rp 0,31 kas.


Sumber
Hery. (2018). "Analisis Laporan Keuangan", Jakarta: PT Grasindo

Definisi Laporan Keuangan, Pihak Pengguna Laporan Keuangan

Laporan keuangan (financial statement) merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil  dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan. Berikut urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajian adalah sebagai berikut:
  1.  Laporan Laba Rugi (Income Statement) merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan laba rugi ini akhirnya memuat informasi mengenai hasil kinerja manajemen atau hasil kegiatan operasional perusahaan, yaitu laba atau rugi bersih yang merupakan hasil dari pendapatan dan keuntungan dikurangi dengan beban dan kerugian.
  2. Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owner's Equity) adalah sebuah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam ekuitas pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. laporan ini sering dinamakan sebagai laporan perubahan modal.
  3. Neraca (Balance Sheet) adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan dari laporan ini tidak lain adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan.
  4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) adalah sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing masing aktivitas yaitu mulai aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan arus kas menunjukkan besarnya kenaikan/penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai dengan akhir periode.
  5. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to the Financial Statements) catatan ini merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari komponen laporan keuangan. Tujuan catatan ini adalah untuk memberikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

A. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan keseluruhan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit. Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsio akuntansi yang berlaku umum. Sedangkan tujuan umum laporan keuangan adalah:

1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan dengan tujuan:
  • menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan
  • menunjukkan posisi keuangan dan investasi perusahaan
  • menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya
  • kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan
2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba  dengan tujuan:
  • memberikan gambaran tentang jumlah deviden yang diharapkan pemegang saham
  • menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai, pemerintah, dan kemampuannya dalam mengumpulkan dana untuk kepentingan ekpansi perusahaan
  • memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian
  • menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba jangka panjang
3. Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
4. memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan aset dan kewajiban
5. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan oleh para pemakai laporan

B. Pengguna Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan sangat berbeda-beda (bervariasi) tergantung pada jenis keputusan yang hendak diambil. para pengguna informasi akuntansi dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu pemakai internal (internal users) dan pemakai eksternal (external users). yang termasuk dalam kategori pemakai internal, antara lain:
  • Direktur dan Manager Keuangan
Untuk menentukkan mampu tidaknya perusahaan dalam melunasi utangnya secara tepat waktu kepada kreditor bank (bankir, supplier) maka mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya uang kas yang tersedia  diperusahaan pada saat menjelang jaDiretuh temponya pinjaman/utang
  • Direktur Operasional dan Manager Pemasaran
untuk menentukkan efektif tidaknya saluran distribusi produk maupun aktivitas pemasaran yang telah dilakukan perusahaan maka mereka membutuhkan informasi akuntansi menegenai besarnya penjualan (tren penjualan)
  • Manager dan Supervisor Produksi
mereka membutuhkan informasi akuntansi biaya untuk menentukkan besarnya harga pokok produksi, yang pada akhirnya juga sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk per unit

Sedangkan yang termasuk dalam kategori pemakai eksternal, antara lain:
  • Investor (Penanam Modal) 
Menggunakan informasi akuntansi investee (penerima modal) untuk mengambil keputusan dalam hal membeli atau melepas saham investasinya. Dalam hal ini investor perlu secara cermat dan hati hati dalam menanggapi setiap perkembangan dan kondisi kesehatan keuangan investee. investor sebagai pihak yang luar dari investee (dapat menilai prospek terhadap dana yang akan diinvestasikan lewat laporan keuangan investee, apakah menguntungkan atau tidak.
  • Kredior 
seperti supplier dan bankir menggunakan informasi akuntansi debitor untuk mengevaluasi besarnya tingkat risiko dari pemberian kredit atau pinjaman uang. Dalam hal ini, kreditor dapat memperkecil risiko dengan cara mencari tahu seberapa besar tingkat bonafiditas dan likuiditas debitor lewat laporan keuangan debitor bersangkutan.
  • Pemerintah
berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan (wajib pajak) dalam hal perhitungan dan penetapan besarnya pajak penghasilan yang harus disetor ke kas negara
  • Otoritas Jasa Keuangan
mewajibkan public corporation untuk melampirkan laporan keuangan secara rutin kepada OJK. Dalam hal ini pihak OJK sangat berkepentingan terhadap kinerja keuangan emiten dengan tujuan untuk melindungi para investor
  • Ekonom, Praktisi, dan Analis 
menggunakan informasi akuntansi untuk memprediksi situasi perekonomian, menentukkan besarnya tingkat inflasi, pertumbuhan pendapatan nasional dan lain sebagainya.






Soal 1 Soal dan Penyelesaian Pertukaran Aset Tetap

SOAL:
Pada tanggal 1 Mei 2012, PT. Jasakarga sebuah perusahaan pengangkutan barang (kargo) yang berlokasi di Jakarta, membeli sebuah truk dengan harga faktur Rp 400.000.000 dan biaya balik nama sebesar Rp 36.000.000, biaya pemasangan bak tertutup sebesar Rp 40.000.000, serta komisi perantara sebesar Rp 4.000.000. Truk ini direncanakan akan digunakan selama 8 tahun atau 35.000 jam kerja. Dalam waktu 8 tahun itu, kendaraan tersebut diperkirakan akan menempuh jarak 700.000 km. Pada akhir tahun ke 8, kendaraan tersebut diperkirakan akan dapat dijual seharga Rp 60.000.000

a. Buatlah jurnal transaksi pembelian kendaraan tersebut.
b. Hitung dan jurnal lah beban penyusutan kendaraan tersebut pada tahun 2012 dengan menggunakan metode garis lurus.
c. Hitung dan jurnal lah beban penyusutan kendaraan tersebut pada tahun 2012 dengan menggunakan metode jam jasa, jika pada tahun 2012, yaitu sejak awal mei hingga akhir desember 2012, kendaraan tersebut digunakan rata-rata selama 260 jam perbulan.
d. Hitung dan jurnal lah beban penyusutan kendaraan tersebut pada tahun 2012 dengan menggunakan metode hasil produksi, jika pada tahun 2012 yaitu sejak awal mei-desember 2012, kendaraan tersebut rata-rata menempuh jarak 6.500 km perbulan.
e. Jika pada awal tahun 2014 kendaraan tersebut dijual dengan harga Rp 345.000.000 catatlah transaksi penjualan itu, jika penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus.
f. Jika pada awal tahun 2014 kendaraan tersebut tidak dijual tetapi ditukar dengan kendaraan baru seharga Rp 500.000.000 dan PT Jasakarga kargo masih harus menambah uang tunai sebesar Rp 112.000.000 catatlah transaksi pertukaran tersebut, jika penyusutan mesin menggunakan metode hasil produksi.
g. Jika pada awal tahun 2014 kendaraan tersebut ditukar dengan ruko baru seharga Rp 450.000.000 dan perusahaan masih harus menambah uang tunai sebesar Rp 155.000.000, catatlah transaksi pertukaran tersebut, jika penyusutan mesin menggunakan metode jam jasa.

PENYELESAIAN
a. Jurnal transaksi pembelian kendaraan
- Harga sesuai faktur     = Rp  400.000.000
-Biaya balik nama         = Rp    36.000.000
-biaya pemasangan bak =Rp     40.000.000
-Komisi perantara          =Rp       4.000.000
Harga Perolehan            =Rp    480.000.000

Jurnalnya:
Kendaraan       Rp 480.000.000
    Kas (Bank)       Rp 480.000.000

b. Beban penyusutan kendaraan pada tahun 2012 dengan metode garis lurus:

Penyusutan  = (480.000.000-60.000.000)/8
                    =52.500.000 per tahun
Karena mesin tersebut dibeli pada tanggal 1 Mei 2012, maka penyusutan di tahun 2012 adalah 8/12 x Rp 52.500.000 = Rp 35.000.000

Beban penyusutan kendaraan   Rp 35.000.000
     Akumulasi penyusutan kendaraan        Rp 35.000.000

c.Beban penyusutan kendaraan pada tahun 2012 dengan metode jam jasa:

Penyusutan= (480.000.000-60.000.000)/ 35.0000 Jam kerja
                  = Rp 12.000 per jam kerja

Selama tahun 2012 (Mei-Des) kendaraan tersebut digunakan rata-rata per bulan 260 jam kerja perbulan maka beban penyusutan adalah (360 jam x 8) x 12.000 = Rp 34.560.000

Jurnalnya:
Beban penyusutan kendaraan  Rp 34.560.000
   Akumalasi penyusutan kendaraan  Rp 34.560.000

d. Beban penyusutan kendaraan pada tahun 2012 dengan metode hasil produksi:
Penyusutan = (480.000.000-60.000.000)/ 700.000 Km
                    = Rp 600 per KM
Selama tahun 2012 (Mei-Des) kendaraan tersebut rata rata menempuh jarak 6.500 km perbulan maka beban penyusutan adalah (6500 km x 8) x 600= Rp 31.200.000

Jurnalnya:
Beban penyusutan Kendaraan    Rp 31.200.000
      Akumulasi penyusutan kendaraan    Rp 31.200.000

e. Jika kendaraan di jual per 1 Jan 2014 dan penyusutannya menggunakan metode garis lurus, perhitungannya adalah:
- Harga jual                                                                           Rp 345.000.000
-Harga perolehan                      Rp 480.000.000
-Akumulasi penyusutan:
  • 2012                                (Rp 35.000.000)
  • 2013                                (Rp 52.500.000)
-Nilai buku per 1 Jan 2014                                                   (Rp 392.500.000)
-Rugi penjualan kendaraan                                                   (Rp   47.500.000)
Jurnalnya:
kas (bank)                           Rp 345.000.000
Akumulasi penyusutan       Rp 87.500.000
Rugi penjualan kendaraan  Rp 47.500.000
                         Kendaraan           Rp 480.000.000

f. Jika kendaraan ditukar dengan kendaraan baru per tanggal 1 Januari 2014 dan penyusutannya menggunakan metode hasil produksi, perhitungannya adalah:

-Harga Kendaraan baru                                                 Rp 500.000.000
-Harga kendaraan lama                     Rp  480.000.000
- Akumulasi Penyusutan
  • 2012                                       (Rp 31.200.000)
  • 2013 (6.500x12) x Rp 600     (Rp 46.800.000)
-Nilai buku per 1 Januari 2014                           Rp 402.000.000
- Pengeluaran tunai tambahan                             Rp 112.000.000
- Pengeluaran total                                                           (Rp 514.000.000)
-Rugi pertukaran mesin                                                    ( Rp  14.000.000)                             

Jurnalnya:
Kendaraan Baru                    Rp 500.000.000
Akumulasi penyusutan          Rp   78.000.000
Rugi penjualan kendaraan     Rp   14.000.000
      Kendaraan (lama)                         Rp 480.000.000
      Kas (Bank)                                    Rp 112.000.000

g. Jika kendaraan ditukar dengan kendaraan baru per tanggal 1 Januari 2014 dan penyusutannya menggunakan metode jam jasa, perhitungannya adalah:

- Harga ruko baru                                                        Rp 450.000.000
- Harga Kendaraan lama          Rp 480.000.000
- Akumulasi penyusutan:
  • 2012                              (Rp   34.560.000)
  • 2013 (360x12)x12.000 (Rp    51.840.000)
- Nilai buku per 1 Januari 2014                   Rp 393.600.000
- Pengeluaran tunai tambahan                      Rp 155.000.000
- Pengeluaran total                                                       (Rp 548.600.000)
- Rugi pertukaran mesin                                               (Rp   98.600.000)

Jurnalnya:
Bangunan (ruko)                        Rp 450.000.000
Akumulasi penyusutan               Rp   86.400.000
Rugi penjualan kendaraan          Rp    98.600.000
       kendaraan                                         Rp 480.000.000
       Kas (Bank)                                       Rp  155.000.000

Akuntansi Biaya 1

Akuntansi Biaya adalah suatu proses pencatatan keuangan yang didalamnya terjadi penggolongan dan peringkasan atas suatu biaya produksi, penjualan produk ataupun jasa menggunakan suatu cara tertentu lengkap dengan penjelasannya.

Akuntansi biaya ini diperlukan untuk pertanggungjawaban kepada pihak ekternal perusahaan seperti investor ataupun kreditur, serta pihak internal (manajemen) perusahaan itu sendiri. Akuntansi biaya sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan, karena data historis yang disajikan dalam pencatatannya akan sangat penting digunakan oleh manajemen dalam mengambil keputusan atau kebijakan di waktu yang akan datang. Dibawah ini ada beberapa pengertian akuntansi biaya menurut para ahli ekonomi:


  1. R. A. Supriyono "Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen untuk memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.
  2. Mulyadi, "Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjulana produk jasa dengan cara cara tertentu serta penafsiran terhadapnya.
  3. Abdul Halim, "Akuntansi biaya adalah akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari suatu produk yang diproduksi atau dijual di pasar baik untuk memenuhi pesanan dan pemesan maupun untuk menjadi persediaan barang dagangan yang akan dijual.
  4. Schaum, "Akuntansi biaya adalah suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari biaya pembuatan barang atau jasa. Fungsi utama dari akuntansi biaya: Melakukan akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan.
  5. Carter dan Usry, "Akuntansi biaya adalah penghitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikkan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis.
Fungsi Akuntansi Biaya
  1. Penentuan Harga Pokok, merupakan fungsi akuntansi biaya yang pertama. Jangan sampai harga yang ditawarkan terlalu tinggi ataupun rendah oleh konsumen. Penentuan harga pokok diperoleh dengan cara mencatat, menggolongkan, memonitor, dan meringkas seluruh komponen biaya yang berhubungan dengan proses produksi dari data histori yang dijadikan acuan pihak manajemen dalam penentuan harga pokok produksi.
  2. Perencanaan dan Pengendalian Biaya, dasar yang digunakan dalam estimasi biaya adalah data histori dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang diprediksi akan mempengaruhi biaya. Dalam perencanaan dan pengendalian biaya, pihak manajemen akan memonitor apakah terjadi penyimpangan (ada selisih antara biaya sesungguhnya dengan perencanaan biaya). Jika ada, pihak manajemen akan menganalisis penyebab terjadinya selisih serta mempertimbangkan tindakan koreksi yang memang perlu dilakukan sebagai bentuk pengendalian.
Klasifikasi Beban

Klasifikasi biaya merupakan proses pengelompokan biaya berdasarkan tujuan dari informasi biaya yang disajikan. Untuk memudahkan dalam pencatatan biaya dan menyusun laporan keuangan, serta memberikan gambaran informasi yang akurat kepada pihak manajemen, maka komponen biaya dikelompokan dalam beberapa akun dengan klasifikasi sebagai berikut:

  • Berdasarkan Fungsi Pokok dari Aktivitas Perseroan
  1. Biaya Produksi (Production Cost), akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional barang atau pabrik, dan lain sebagainya.
  2. Biaya Pemasaran (Marketing Expenses), biaya yang harus dikeluarkan untuk memastikan semua produk terbeli oleh konsumen. Contoh dari biaya pemasaran adalah biaya promosi dan iklan yang dilakukan perusahaan.
  3. Biaya Administrasi dan Umum (General Administration Expenses), biaya biaya yang digunkana untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk, misalnya biaya gaji karyawan, overhead kantor, dan biaya terkait lainnya.
  • Berdasarkan Kegiatan atau Volume Produksi
  1. Biaya Variabel (Variable Cost), komponen biaya yang berubah ubah sesuai dengan volume produksi yang dihasilkan. Makin besar volume penjualan, makin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Contoh biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sepatu. Jika bahan kulit sepatu adalah Rp 2.000 per pasang dan biaya karyawan adalah Rp 500 per sepatu, maka biaya produksi 1 pasang sepatu adalah Rp 2500
          Jika 1 hari = 10 sepatu x 2500 = 25.000
          Jika 1 hari = 20 sepatu x 2500 = 50.000
         Biaya tidak tetap ini disebut variable cost atau biaya variabel
.  
     2. Biaya Tetap (Fixed Cost), Biaya yang selalu konstan dan tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Biaya tetap memiliki dua karakteristik, yaitu biaya tidak berubah atau tidak dipengaruhi oleh periode atau aktivitas tertentu. Dan biaya per unitnya berbanding terbalik dengan perubahan volume. Biaya volumenya rendah maka fixed cost atau biaya tetap tinggi, sebaliknya pada volume yang tinggi biaya tetap per unitnya rendah. Contohnya seperti gaji karyawan toko komputer per bulan adalah Rp 800.000. Jika dalam satu bulan toko tersebut hanya melayani 10x pembelian atau 30x, gaji karyawan tersebut tetap Rp 800.000 . Gaji tetap tersebut yang disebut sebagai fixed cost atau biaya tetap.

  • Berdasarkan Objek yang Dibiayai
  1. Biaya Langsung (Direct Cost),  Biaya yang dapat diidentifikasi langsung berhubungan dengan produksi barang objeknya. Contohnya seperti biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku.
  2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost), Biaya yang tidak dapat diidentifikasi langsung dengan proses produksi secara keseluruhan. Contohnya biaya listrik, penyusutan mesin, upah mandor, dan biaya administrasi pabrik.
  • Berdasarkan Pembebanan Periode Akuntansi
  1. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh aktiva tetap, meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas produktif aktiva tetap, serta memperpanjang masa manfat aktiva tetap. Contohnya mesin pabrik yang memiliki penyusutan selama 5 tahun.
  2. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure), biaya biaya yang hanya akan memberi manfaat dalam periode berjalan, sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan tidak akan dikapitalisasi sebagai aktiva tetap di neraca, melainkan akan langsung dibebankan sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan di mana biaya tersebut terjadi (dikeluarkan).
Akuntansi biaya merupakan bagian penting dari penghitungan pembiayaan produksi yang akan berdampak pada kelangsungan produksi dan penentuan masa depan strategis bisnis. Untuk menghasilkan sebuah pencatatan akuntansi biaya, tentunya sebuah perusahaan harus memiliki pencatatan setiap transaksi dengan baik dan benar agar terhindar dari salahnya perhitungan dalam penyusunan laporan keuangan.

Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)

Penyusutan metode garis lurus adalah salah satu metode yang tesi yang sama dari rmasuk paling banyak diaplikasikan oleh perusahaan perusahaan di Indonesia. Metode ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata di sepanjang masa penggunannya. Sehingga aset tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode lainnya hingga aktiva tetap tersebut tidak digunakan kembali dalam kegiatan operasional perusahaan.

Perhitungan Penyusutan:

Penyusutan; Harga Perolehan Aset tetap-Nilai Residu
                       Umur Ekonomis Aset Tetap
                        
                                           
                                            Atau

Penyusutan : (Persentase Penyusutan x harga perolehan) - Nilai residu
Umur ekonomis aset tetap

Contoh Soal Penyusutan Metode Garis Lurus:

1. Kasus 1

Pada tanggal 24 Juli 2000 dibeli sebuah mesin dengan harga perolehan Rp 13.000.000. Usia kegunaaan mesin tersebut ditajsir selama 8 tahun dan nilai residu Rp 1.000.000. Penyusutan tiap tahun penggunaan mesin dari data di atas, dihitung sebagai berikut:


                                     Rp 13.000.000 - Rp 1.000.000
Penyusutan =                              8 Tahun                        =Rp 1.500.000


Beban penyusutan mesin tahun 2009 adalah sebsar :
Karena dari 12 bulan yang ada pada tahun 2000, mesin hanya beroperasi selama 6 bulan, yakni mulai bulan juli hingga bulan Desember. 

 Maka perhitungan Beban penyusutan selama tahun 2000 adalah sebagai berikut: 

Penyusutan = 6/12 x Rp 1.500.000 = Rp 750.000

Jumlah inilah yang dicatat pada tanggal 31 Desember 2000 dengan jurnal penyesuaian sebagai berikut:

 Des 31  (Dr)  Beban Penyusutan Mesin                                     Rp 750.000
                            (Cr)   Akumulasi Penyusutan Mesin                             Rp 750.000

Beban penyusutan mesin untuk setiap periode penggunaannya adalah sebagai berikut:


























































Akumulasi penyusutan mesin setelah habis usia penggunaannya adalah Rp 12.000.000


2.  Kasus 2
Dibeli sebuah bangunan pada tanggal 6 Agusutus 2000 dengan harga beli (nilai perolehan ) sebesar 1.2 M dengan masa manfaatnya selama 20 tahun. Hitunglah besar penyusutan per bulan dan akumulasi penysutan sampai dengan bulan Desember 2004.

Jawab:
1. Hitung penyusutan per bulan
= Harga perolehan : Umur ekonomis (hitungan per bulan, karena beban penyusutan dihitung per bulan)
= 1.200.000.000 : (20x12 bulan) = Rp 5.000.000
2.Hitung Akumulasi penyusutan dari agustus 200 sampai desember 2004
=Rp5.000.000x 53 bulan = Rp 265.000.000



Karakteristik Akuntansi Industri Minyak dan Gas Bumi

Industri minyak dan gas bumi meliputi usaha pencarian (exploration), pengembangan (development), serta produksi cadangan minyak dan gas bumi, usaha pengolahan minyak dan gas bumi (refinery); dan usaha angkutan dengan kapal laut (tanker) serta usaha pemasaran minyak dan gas bumi serta produk-produk hasil pengolahan yang lain berbentuk usaha-usaha terpisah yang masing masing berdiri sendiri.

Sifat dan Karakteristik industri minyak dan gas bumi berbeda dengan industri lainnya. Pencarian (exploration) minyak dan gas bumi merupakan kegiatan untung-untungan (gambling), karena meskipun telah dipersiapkan secara cermat dengan biaya yang besar, tidak ada jaminan bahwa kegiatan tersebut akan berakhir dengan penemuan cadangan minyak. Berhubung minyak dan gas bumi merupakan usaha yang memerlukan teknologi tinggi, padat modal dan sarat resiko, maka diperlukan pengelolaan yang benar-benar profesional.

Berbeda dengan pencarian atau eksplorasi, kegiatan refinery tidak banyak berbeda dengan kegiatan pengolahan pada industri yang lain. Sedang usaha tanker merupakan bagian khusus dari usaha perkapalan.

Dalam industri perminyakan terbuka kemungkinan untuk menggalang kerja sama antara beberapa perusahaan untuk mengelola suatu cadangan minyak, baik dalam bentuk kerja sama permodalan maupun operasi bersama. Kerja sama tersebut, yang antara lain dapat dilakukan melalui kontrak bantuan teknis, joint operation agreement, joint operation body,untisasi, dan secondary recovery, dapat menimbulkan kepemilikan bersama.

Sebagai akibat dari sifat dan karakteristik dari industri minyak dan gas bumi, maka terdapat beberapa perlakuan akuntansi tersebut yang berbeda dengan industri lainnya, seperti:
  1. Adanya sifat untung-untungan (gambling) dari usaha eksplorasi menimbulkan beberapa alternatif dalam penggunaan metode pengakuan biaya atas cadangan yang tidak berisi minyak atau gas (dry hole).
  2. Ada pendapat yang menyatakan bahwa pengakuan biaya harus dikaitkan dengan aktivitas sampai ditemukannya cadangan minyak atau gas di suatu negara, sehingga semua biaya yang terjadi ditangguhkan dan akan dikapitalisasi sebagai bagian dari cadangan minyak yang ditemukan di negara tersebut.
  3. Pendapat lain menyatakan bahwa biaya yang terjadi untuk pencarian minyak dan gas harus dikaitkan dengan hasil dari aktivitas pencarian suatu cadangan. Biaya tersebut akan dikapitalisasi bila cadangan tersebut dalam kenyataan berisi minyak atau gas dan sebaliknya akan dinyatakan sebagai beban kalau cadangan tersebut tidak berisi minyak atau gas.

Ruang Lingkup dan Penerapannya

  1. Pernyataan ini disusun berdasarkan sifat dan karakteristik usaha perminyakan indonesia dan berpedoman pada konsep dasar akuntansi keuangan yang ditampung dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan), dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 
  2. Pernyataan ini dimaksud untuk digunakan sebagai pedoman dalam penyajian laporan keuangan untuk pihak eksternal. Dalam pengertian ini tersirat suatu anggapan bahwa baik para penyusun maupun para pemakai laporan keuangan memerlukan standar yang sama di dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. 
  3. Pernyataan ini mengatur akuntansi untuk kegiatan eksplorasi atau pencarian, pengembangan, produksi, pengolahan, transportasi, pemasaran dan lain-lain dalam industri minyak dan gas bumi.
  4. Untuk kontraktor minyak dan gas bumi yang bekerja menurut kontrak dengan pemerintah/ pertamina, pernyataan ini dapat dipergunakan, sepanjang perlakuan akuntansinya tidak diatur secara khusus alam kontrak yang bersangkutan. Dalam hal kontrak mengatur secara khusus perlakuan akuntansi sesuatu transaksi, maka kontraklah yang berlaku.







Pengelolaan Piutang Secara Efektif

Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lain yang timbul dari penjualan secara kredit. Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari (tiga puluh hari) sampai dengan 90 hari (sembilan puluh hari). Penjualan kredit adalah salah satu strategi yang lazim digunakan dalam menjual barang atau jasa. Strategi penjualan kredit akan menimbulkan dampak dalam operasional maupun perlakuan akuntansinya.

Pemahaman seberapa efektif perusahaan dalam mengelola piutang usaha, sangat penting bagi pengelolaan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Selain itu, seberapa efektif kebijakan kredit yang perusahaan terapkan selama ini sehingga mampu meningkat penjualan di satu sisinya, dan seberapa mampu anda dalam mengkonversikan piutang menjadi kas untuk menopang kelancaran operasional perusahaan, di sisi lainnya juga perlu dilakukan identifikasi.

Masalah yang umum dihadapi perusahaan ialah penagihan piutang yang telah jatuh tempo tidak selalu dapat diselesaikan seluruhnya. Jika keadaan itu terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka modal perusahaan akan semakin kecil. Dengan begitu penagihan piutang perlu mendapat perhatian dan penanganan serius agar resiko yang mungkin timbul dapat dihindari sekecil mungkin. Dalam hal ini, pimpinan seharusnya juga turut aktif mengelola penagihan piutang agar tidak sampai menghambat operasi atau kegiatan perusahaan.

Bila strategi penjualan kredit dilakukan tanpa kendali maka akan berakibat saldo piutang tinggi, padahal banyak aktivitas operasional yang memerlukan pendanaan dengan segera, seperti : membayar gaji karyawan, membeli raw material, persediaan untuk kantor.

Maka dari itu  diperlukanlah suatu kebijakan kredit yang tepat, yaitu suatu kebijakan yang akan mencegah kebocoran, pemborosan, meningkatkan value added dan produktifitas perusahaan. Mengeahui seberapa efekttif pengelolaan piutang dagang dalam suatu perusahaan menjawab pertanyaan: seberapa efektif tata kelola keuangan perusahaan dalam mendukung kelancaran operasional perusahaan secara keseluruhan?
 : 

CREDIT TERMS

Credit terms (Persyaratan kredit) adalah persyaratan penjualan untuk pelanggan yang mendapatkan kredit dari perusahaan. Persyaratan kredit yang umum digunakan adalah dengan memberikan cash discount kepada customer. Misalnya syarat kredit 5/15 N/30, artinya penjual akan memberikan cash discount sebesar 5% jika tagihan dibayar dalam tempo 15 hari dari tanggal faktur dengan maksimal pelunasan yaitu 30 hari setelah tanggal faktur. Pemberian cash discount hanyalah sebagai cara untuk menarik perhatian customer agar membayar lebih awal, tetapi yang menjadi fokus manajemen adalah bagaimana customer tersebut dapat melunasi piutangnya sesuai dengan jangkawaktu yang di tetapkan. Berikut informasi yang dipertimbangkan dalam pemberian credit terms:
  1. Pastikan customer paham ketetapan jangka waktu kredit, misalnya 2 minggu, 1 bulan, dan sebagainya.
  2. Pastikan bahwa jatuh tempo pembayaran dari tanggal fajtur diterbitkan, tanggal tanda terima pada saat invoice diterima customer.
  3. Pastikan apakah customer harus membayar di hari tertentu setiap minggu/bulan.
  4. Pastikan adanya kontrak penjualan standar dengan customer. Hal ini sangat penting untuk mengantisipasi misalnya : Kemungkinan terjadinya keterlambatan penerimaan barang oleh customer, sehingga perlu informasi ke perusahaan.
  5. Pastikan anda mengetahui sistem dan prosedur pembayaran pelanggan.
Dalam mengelola piutang dagang, ada dua hal yang paling dihindari:

  1. Piutang Tak Tertagih (Bad Debt) adalah piutang yang memang paling menakutkan untuk perusahaan, sesehat apapun sebuah perusahaan akan kolaps jika bila memiliki bad debt yang tinggi.
  2. Piutang Lewat Jatuh Tempo (Overdue Receivable) adalah pembayaran yang melewati jatuh tempo, yang bisa dapat menjadi parasit menggerogoti kesehatan keuangan perusahaan dalam jangka panjang.
Dua pendekatan yang paling umum dilakukan untuk mencegah atau mengatasi piutang tak tertagih dan piutang lewat jatuh tempo, yaitu:
  1. Melakukan tindakan penagihan yang agresif seperti menghubungi customer lewat via email atau telepon secara terus menerus. Bila sampai pada fase "tak tertagih" biasanya perusahaan mendatangi kediaman pribadi pelanggan untuk melakukan penagihan paksa.
  2. Menerapkan kebijakan kredit yang lebih ketat. Bila di masa lalu menyediakan kredit 30 hari bagi semua pelanggan, untuk mencegah kemungkinan bad debt mungkin perusahaan mempersempit termin pembayaran menjadi hanya 2 minggu.
  3. Membuat program dengan tidak menerima order. Hal ini dilakukan ketika customer tidak melakukan pembayaran dan telah melebihi jatuh tempo, maka perusahaan akan menghentikan pengiriman untuk order selanjutnya sampai customer tersebut benar-benar telah melakukan pembayaran.
sumber:
http://www.jtanzilco.com/blog/detail/251/slug/efektifitas-pengelolaan-piutang-perusahaan
http://manajemenkeuangan.net/bila-piutang-anda-sulit-ditagih-inilah-cara-pengelolaan-piutang-usaha-yang-layak-dilakukan/

Trial Balance (Neraca Saldo)

Dalam sistem akuntansi ada beberapa siklus akuntansi yang harus dilakukan baik oleh perusahaan jasa maupun perusahaan dagang. Sistem akuntansi berguna sebagai laporan keuangan beserta kegiatan yang terjadi pada setiap kegiatan yang ada pada perusahaan. Umumnya sistem akuntansi pada perusahaan dagang maupun jasa tidak memiliki perbedaan yang spesifik atau khusus. Perbedaan hanya terletak pada kegiatan yang ada pada perusahaan barang ataupun jasa yang juga membuat sedikit perbedaan pada siklus maupun akun dalam sistem akuntansinya.

1. Pengertian Neraca Saldo

Neraca saldo adalah suatu daftar yang berisikan sisa atau saldo-saldo akun buku besar yang dicatat secara sistematis menurut nomer kode akun buku besarnya, disertai jumlah debet dan kredit akun yang bersangkutan. Neraca saldo berfungsi sebagai alat pemeriksa terhadap kebenaran pencatatan dalam buku besar.
Penyusunan neraca saldo bertujuan untuk memeriksa keseimbangan antara jumlah saldo debet dengan jumlah saldo kredit untuk masing masing akun, dan dapat mengetahui terjadinya kesalahan serta sebagai awal pengikhtisaran dalam menyusun perhitungan laba atau rugi dan  neraca.

2. Manfaat Neraca Saldo

Manfaat dari penyusunan neraca saldo bagi suatu perusahaan adalah:

  1. Dapat memudahkan melakukan pengecekan terhadap kebenaran buku besar yang telah dibuat. Ketika jurnal buku besar yang dibuat dengan benar sebagai dasar penyusunan neraca saldo, maka jumlah total angka kolom debet dan kredit yang muncul di neraca saldo akan menunjukan jumlah saldo yang balance (sama/seimbang). Dengan demikian neraca saldo dapat dianggap benar.
  2. Penyusunan neraca saldo bermanfaat sebagai sumber pembuatan kertas kerja (neraca lajur) dan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan perusahaan.
3. Fungsi Neraca Saldo

Neraca saldo yang berguna sebagai bahan evaluasi karena menyajikan ringkasan daftar dari saldo-saldo akun yang berasal dari buku besar (the ledger) memiliki fungsi sebagai berikut:

1.Fungsi Persiapan

Neraca saldo berfungsi untuk mempersiapkan pembuatan laporan keuangan pada suatu perusahaan baik perusahaan dagang maupun jasa.

2. Fungsi Pencatatan

Fungsi pencatatan merupakan fungsi utama dari penerapan ilmu akuntansi dalam penyajian data pada perusahaan baik perusahaan dagang atau jasa. Setiap data data pada setiap akun rekening akan dibuat catatannya oleh neraca saldo dengan penyajian yang ringkas.

3. Fungsi Koreksi

Neraca saldo merupakan laporan keuangan yang berguna sebagai bahan evaluasi sebelum pembuatannya hal yang lebih dulu dilakukan yaitu melakukan koreksi terhadap seluruh catatan serta siklus akuntansi. Inilah yang dimaksud dengan fungsi koreksi dari neraca saldo.

4. Fungsi Monitoring

Catatan neraca saldo yang berisi tentang ringkasan data pada setiap akun selain berfungsi sebagai informasi juga dapat berfungsi sebagai monitoring keuangan dalam perusahaan baik perusahaan barang atau jasa.

4. Bentuk Neraca Saldo

Adapun bentuk neraca saldo dapat disajikan sebagai berikut:


Langkah - langkah penyusunan Neraca Saldo :

Neraca saldo diatas disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Tuliskan nama perusahaan, daftar saldo dan periode pembukuan
  2. Kolom nomor akun diisi dengan nomor kode akun masing masing yang ada di buku besar
  3. Kolom nama akun diisi dengan nama akun yang bersangkutan sesuai dengan kode akunnya yang ada di buku besar
  4. Kolom debet dan kredit diisi dengan saldo dari akun buku besar yang bersangkutan
Sebagai ilustrasi cara penyusunan neraca saldo


Kesalahan dalam pembuatan neraca saldo
  1. Kesalahan yang tidak menganggu keseimbangan neraca saldo, misalnya transaksi tidak dicatat atau lupa dicatat dalam jurnal maupun buku besar, transaksi salah catat debet atau kredit atau masuk ke akun lain.
  2. Kesalahan yang mengakibatkan neraca saldo tidak seimbang, misalnya kesalahan dalam penjumlahan saldo dari masing masing akun dan kesalahan memindahkan saldo akun ke neraca saldo.
sumber:
http://dosenakuntansi.com/pengertian-neraca-saldo
https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=11&idmateri=267&mnu=Materi5&kl=10
http://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/pengertian-nerca-saldo-serta-bentuk-dan-contohnya/

Nomer Akun Dalam Akuntansi

Untuk mempermudah pengelompokan akun pada saat pencatatan kegiatan akuntansi. Sebaiknya akun-akun tersebut diberi nomor/ kode. Suatu akun digolongkan berdasarkan; akun tersebut masuk kedalam golongan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, ataupun beban. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan pada saat pemberian nomor atau kode akun. Kode akun harus dibuat secara sederhana, mudah diingat, dan juga harus konsisten. Jangan sampai mengubah kode yang sudah ada pada saat ditengah pencatatan, jika terjadi penambahan akun.

Posisi angka yang terdapat dalam nomor akun-akun akuntansi, yaitu:

Posisi Angka
Kelompok Akun
Angka pertama
Angka kedua
Angka ketiga
Angka keempat
Kelompok akun
Golongan akun
Subgolongan akun
Jenis akun

Contoh penggolongan akun menggunakan tiga angka :
Cash (111)
1 angka pertama merupakan kelompok akun aktiva
1 angka kedua merupakan aktiva lancar
1 angka keempat merupakan cash

Untuk lebih jelasnya, perhatiakan bagan klasifikasi akun beserta kode masing masing-masing dibawah ini:
1. No. akun untuk Perusahaan Jasa  

Kode Akun
Perkiraan Akun
101
Kas
102
Persediaan Barang Dagang
103
Piutang Usaha
104
Penyisihan Piutang Usaha
105
Wesel Tagih
106
Perlengkapan
107
Iklan Dibayar Dimuka
108
Sewa Dibayar Dimuka
109
Asuransi Dibayar Dimuka
111
Peralatan
112
Akumulasi Penyusutan Peralatan
113
Kendaraan
114
Akumulasi Penyusutan Peralatanan Kendaraan
115
Gedung
116
Akumulasi Penyusutan Gedung
201
Utang Usaha/Dagang
202
Utang Wesel
203
Utang Gaji
204
Utang Pajak Penghasilan
205
Utang Hipotek
206
Utang Obligasi
300
Modal/Ekuitas
301
Prive
400
Penjualan
401
Retur Penjualan
402
Potongan Penjualan
500
Pembelian
501
Beban Angkut Pembelian
502
Potongan Pembelian
600
Beban Gaji Toko
601
Beban Gaji Kantor
602
Beban Sewa Gedung
603
Beban Asuransi
604
Beban Penyesuaian Piutang
605
Beban Perlengkapan Kantor
606
Beban Perlengkapan Toko
607
Beban Iklan
608
Beban Penyusutan Peralatan
609
Beban Penyusutan Gedung
610
Beban Bunga
611
Beban Listrik Dan Telepon
612
Beban Administrasi Dan Umum
613
Beban Lain-Lain

2. No. akun untuk perusahaan manufaktur

Kode Akun
Perkiraan Akun
Kode Akun
Perkiraan Akun
1.
Assets
3.1.2.
Prive
1.1.    
Current Assets
4.
Sales
1.1.1. 
Cash
4.1.1.
Sales
1.1.2.
Account Receivable
4.1.2.
Sales Returns and Allowances
1.1.3.
Allowances for Doubtful
4.1.3.
Sales Discounts
1.1.4.
Notes Receivable
5.
Purchase
1.1.5.
Revenue Receivable
5.1.1
Purchase
1.1.6.
Raw Material Inventory
5.1.2
Freight In
1.1.7.
Work In Process Inventory
5.1.3
Purchase Returns and Allowances
1.1.8.
Finished Goods Inventory
5.1.4.
Purchase Discounts
1.1.9.
Helper Inventory
6.
Expenses
1.1.10.
Supplies
6.1.
Sales Expenses
1.1.11.
Prepaid Expenses
6.1.1
Advertising Expense
1.2.
Fixed Assets
6.1.2.
Sales Salaries Expense
1.2.1.
Equipment
6.1.3.
Store Supplies Expense
1.2.2.
Acc. Depre. Equipment
6.1.4.
Depre. Store Equipment Expense
1.2.3.
Vehicle
6.1.5.
Freight out
1.2.4.
Acc. Depre. Vehicle
6.1.6.
dll
1.2.5.
Machine
6.2.
Adm. & General Expenses
1.2.6.
Acc. Depre. Machine
6.2.1.
Office Salaries Expense
1.2.7.
Building
6.2.2.
Office Supplies Expense
1.2.8.
Acc. Depre. Building
6.2.3.
Depre. Office Equipment Expense
1.2.9.
Land
6.2.4.
Rent Expense
2.
Liabilities
6.2.5.
Insurance Expense
2.1.
Current Liabilities
6.2.6.
Depre. Building Expense
2.1.1.
Account Payable
6.2.7.
Depre. Vehicle Expense
2.1.2.
Notes Payable
6.2.8.
dll
2.1.3
Expenses Payable
7.
Other
2.1.4
Unearned Revenues
7.1
Other Revenue
2.2.
Long Term Liabikities
7.1.1.
Semua pend. diluar usaha
2.2.1
Bank Loan
7.2.
Other Expenses
3.
Owner’s Equity
7.2.1
Semua biaya diluar usaha
3.1.1
Capital
7.3.1
Income Tax

Sumber:
http://luqmantinny.blogspot.co.id/2014/03/nama-dan-nomor-akun-akuntansi.html, diolah
http://dewisrimartini.blogspot.co.id/2013/03/kode-akunrekening.html, diolah
http://akuntansis.blogspot.co.id/2014/06/pengelompokan-dan-pengkodean-akun.html, diolah


DANA DARURAT (EMERGENCY FUND)

Sebenarnya seberapa pentingkah sebuah dana darurat? well, menurut saya dana darurat sangat lah penting. Bagaimana jika terdapat expense yang...