Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Rasio likuiditas diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan.
A. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas
berikut adalah tujuan dan manfaat rasio likuiditas secara keseluruhan:
- Untuk mengukur perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang yang akan segera jatuh tempo.
- Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan mengukur total aset lancar.
- Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset sangat lancar (tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya).
- Untuk mengukur tingkat ketersediaannya uang kas perusahaan dalam membayar utang jangka pendek.
- sebagai alat perencanaan keuangan di masa mendatang terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang jangka pendek.
B. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas
Berikut adalah jenis-jenis rasio likuiditas yang lazim digunakan dalam praktek untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek:
1. Rasio Lancar (current ratio)
Rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia. Dengan kata lain, rasio lancar menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset lancar yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar. oleh sebab itu, rasio lancar dihitung sebagai hasil bagi antara total aset lancar dengan total kewajiban lancar. Rumus untuk menghitung rasio lancar adalah:
aset lancar
Rasio Lancar= Kewajiban lancar
Dengan menggunakan contoh PT XYZ, Tbk :
Tahun 2014:
Total aset lancar : Rp 2.000.000
Total kewajiban lancar : Rp 1.100.000
Tahun 2013
Total aset lancar ; Rp 2.080.000
Total kewajiban lancar : Rp 1.600.000
Jawab
Untuk Tahun 2014:
Rasio Lancar= Rp 2.000.000/ Rp 1.100.000 = 1,82
Artinya perusahaan memiliki aset lancar sebanyak 1,82 kali dari total kewajiban lancar (1,82:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp 1,82 aset lancar
Untuk Tahun 2013
Rasio lancar: Rp 2.080.000/ Rp 1.600.000= 1,3
Artinya perusahaan memiliki aset lancar sebanyak 1,3 kali dari total kewajiban lancar (1,3:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp 1,3 aset lancar
Interpretasi:
Rasio lancar tahun 2014 jauh lebih baik jika dibandingkan dengan rasio lancar tahun 2013. sebagai pembanding lainnya, jika rata-rata industri untuk rasio lancar adalah 1,7 maka tingkat likuiditas perusahaan di tahun 2013 dapat disimpulkan cenderung kurang baik jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya karena besaran rasio (1,3) masih berada jauh dibawah rata rata industri (1,7). Sedangkan tingkat likuiditas perusahaan untuk tahun 2014 dapat disimpulkan cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya karena besaran rasionya (1,82) berada di atas rata rata industri (1,7)
2. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio sangat lancar atau rasio cepat merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset sangat lancar (kas+sekuritas jangka pendek+piutang), tidak termasuk persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya. Dengan kata lain, rasio sangat lancar menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset sangat lancar (di luar persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya) yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar. Rumus untuk menghitung rasio sangat lancar:
Kas+ sekuritas jangka pendek+ piutang
Rasio sangat lancar= Kewajiban Lancar
Contoh PT XYZ, Tbk
Tahun 2014:
Kas : Rp 700.000
piutang Usaha : Rp 500.000
Total kewajiban lancar : Rp 1.100.000
Tahun 2013:
kas : Rp 500.000
Piutang Usaha : Rp 700.000
Total kewajiban lancar :Rp 1.600.000
Jawab:
Untuk tahun 2014:
Rasio sangat lancar= (Rp 700.000+ Rp 500.000)/ Rp 1.100.000= 1.09
artinya perusahaan memiliki aset sangat lancar sebanyak 1,09 kali dari total kewajiban lancar (1,09:1) dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp 1,09 aset sangat lancar.
Untuk tahun 2013
Rasio sangat lancar = (Rp 500.000 + Rp 700.000)/ Rp 1.600.000 = 0.75
Artinya perusahaan memiliki aset sangat lancar sebanyak 0,75 kali dari total kewajiban lancar (1,09:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar hanya dijamin oleh Rp 0,75 aset sangat lancar
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancar yang akan segera jatuh tempo dengan menggunakan uang kas atau setara kas yang ada. Rumus untuk menghitung rasio kas:
Kas dan setara kas
Rasio Kas : Kewajiban lancar
Contoh perusahaan PT XYZ, Tbk
Untuk tahun 2014:
Kas : Rp 700.000
Total Kewajiban lancar : Rp 1.100.000
Untuk tahun 2013:
Kas: Rp 600.000
Total Kewajiban Lancar: Rp 1.600.000
Jawab:
Tahun 2014
Rasio Kas : Rp 700.000/ Rp 1.100.000= 0,64
Artinya perusahaan memiliki kas sebanyak 0,64 kali dari total kewajiban lancar (0,64:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp 0,64 kas.
Tahun 2013
Rasio kas : Rp 600.000/ Rp 1.600.000= 0,31
Artinya perusahaan memiliki kas sebanyak 0,31 kali dari total kewajiban lancar (0,31:1) atau dengan kata lain bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar hanya dijamin oleh Rp 0,31 kas.
Sumber
Hery. (2018). "Analisis Laporan Keuangan", Jakarta: PT Grasindo